Tak Heran Di Jaman Sekarang Ini Banyak SARJANA Jadi Pengangguran, Apa Masalahnya ? Simak Artikel Berikut !!
Data Tubuh Pusat Statistik (BPS) tunjukkan Tingkat Pendidikan Terbuka (TPT) lulusan kampus naik dari angka 5, 65 % pada Agustus 2014 jadi 6, 40 % di Agustus 2015.
Berkaitan Ijazah Kosong Mengajarkan Kesenangan Belajar Mahasiswa Sesat Negai Goto vs Doryoku Uchi, Rencana Kekeluargaan dalam Usaha Jepang
Di perusahaan tempat saya bekerja dahulu ada sebagian orang operator mesin yang berijazah sarjana. Satu hari salah seseorang diantara mereka datang pada saya untuk memprotes. “Gaji saya kok disamakan dengan karyawan lain yang lulusan SMA. Walau sebenarnya saya sarjana. ” “Pekerjaan serta posisi yang anda menempati itu memanglah di buka untuk lulusan SMA. Bila ingin upah yang lebih tinggi, anda mesti mencari pekerjaan untuk lulusan sarjana. ”
“Tapi kan semestinya ada tunjangan spesial untuk sarjana. ” “Tidak ada. Perusahaan berikan upah atas basic apa yang anda lakukan, bukanlah atas ijazahmu. ”
Dia masihlah coba mendebat, namun saya potong saja. “Dengar, ya. Saya ini miliki ijazah doktor. Namun upah saya ya upah manager, sama dengan upah manager lain. Tak ada tunjangan spesial. Bila anda terasa anda miliki keunggulan di banding operator lain, perlihatkan dengan kerja. Bila kwalitas kerja anda memanglah tidak sama, kelak bakal saya naikkan upah anda. ”
Beberapa orang menduga perusahaan itu seperti kantor pemerintah yang mengambil keputusan upah berdasar pada tingkat ijazah. Pegawai di satu kelompok bisa memohon kenaikan pangkat apabila memperoleh ijazah dengan tingkat lebih tinggi. Basis penilaiannya cuma ijazah itu. Maka dari itu beberapa orang sekolah lagi untuk mencari selembar ijazah.
Kenapa ada sarjana yang bekerja sebagai operator? Bukankah ada pekerjaan yang sesuai sama pendidikannya? Ada, banyak. Kemungkinan besar dia telah melamar serta turut tes di banyak tempat, namun tak lolos. Pada akhirnya ia sangat terpaksa bekerja sebagai operator.
Ada demikian banyak sarjana tanpa ada kompetensi. Tidak sedikit dari mereka yang jadi pengangguran. Orang menyebutkan mereka pengangguran terdidik. Saya lebih sukai menyebutkan mereka pengangguran berijazah.
Pendidikan yang mereka lalui tak menyebabkan sisa, karenanya tidak demikian pantas bila mereka dimaksud terdidik.
Kenapa dapat ada sarjana seperti ini? Pertama, lantaran dengan cara intelektual mereka sebenarmya memanglah tak masuk kwalifikasi dapat kuliah.
Pola fikir orang-orang yang berasumsi sarjana itu hebat bikin beberapa orang yang tidak dapat dengan cara intelektual juga memaksakan diri untuk kuliah.
Saat saya jadi dosen, ada banyak saya dapatkan mahasiswa fakultas tehnik yg tidak memahami pengertian sinus cosinus. Bahkan juga banyak yang gagap dengan penjumlahan pecahan. Namun mengapa dapat lulus tes masuk? Entahlah. Lebih ajaib lagi, mereka dapat lulus sarjana.
Perguruan tinggi berlomba terima mahasiswa serta menghasilkan sarjana. Beberapa orang yg tidak lulus seleksi masuk, di terima di program ekstensi. Orang yang sesungguhnya tak miliki kekuatan akademik mencukupi, dapat kuliah dengan membayar lebih.
Di level S2 juga demikian. Saya pernah mengajar di satu program S2, serta selama semester saya heran tidak habis-habis lihat kekuatan intelektual beberapa mahasiswa program itu.
Untuk saya, jadi sarjana S1 saja juga mereka belum layak. Namun demikianlah. Program ini berikan peluang pada beberapa orang untuk mencapai gelar serta ijazah. Cuma itu.
Diluar masalah itu, banyak juga mahasiswa yang sesungguhnya miliki basis intelektual mencukupi namun tetaplah bodoh, lantaran tak belajar. Mereka menduga belajar di perguruan tinggi itu cuma kesibukan di ruangan kelas itu. Mereka tak membekali diri dengan kekuatan belajar mandiri. Nilai kuliah tinggi, namun kompetensi minim.
Pada mahasiswa senantiasa saya ingatkan kalau hal terutama yang perlu mereka kuasai yaitu kekuatan belajar mandiri. Mereka mesti bangun kekuatan itu, lantas memakainya untuk memberi pengetahuan serta skill yg tidak di ajarkan di ruangan kuliah.
Dengan kekuatan itu juga mereka meningkatkan diri sesudah lulus. Tersebut poin terutama dari kesarjanaan. Yakni dapat memberi pengetahuan serta ketrampilan dengan cara mandiri. Tanpa ada kekuatan itu seseorang sarjana bakal jadi fosil.
Di bebrapa universitas saya senantiasa mengingatkan par dosen untuk menuntun mahasiswa untuk mencapai kompetensi, bukan hanya bisa nilai kuliah. Pada beberapa mahasiswa saya ingatkan untuk bangun kompetensi. Jangan pernah jadi sarjana dengan membawa ijazah kosong.
Semoga artikel ini bermanfaat untuk anda semua, KHUSUSNYA untuk anda yang sedang membaca hingga akhir artikel ini.
Terakhir, sebelum anda menutup halaman ini, sempatkanlah berbagi kepada rekan anda di facebook/twitter/gplus/BBM/WA atau di mana saja MESKIPUN cuma sekali. BANTU SHARE YA...!!
Itu adalah salah satu chat dengan konsumen PARFUM CINTA beberapa waktu lalu. Ada ribuan testi seperti itu yang puas bahkan berterima kasih karena sudah jual parfum cinta.
Pemesanan Hubungi:
WhatsApp / SMS (ISAT): 085608861555
Untuk yang jomblo, aroma khas parfum ini akan berinteraksi ke pikiran yang dapat menimbulkan rasa suka, naksir, bahkan jatuh cinta dari lawan jenis Anda, sehingga memudahkan Anda mencari pasangan.
Untuk yang sudah punya pasangan, parfum ini bisa membuat pasangan Anda lebih mesra, lebih nyaman, makin lengket, dan wanginya bikin tambah kangen.
Untuk yang sudah menikah, parfum ini bisa sedikit berbahaya, hehe. Aroma khasnya akan membuat pasangan Anda pengennya romantisan terus, jdi sering bolos kerja.
KELEBIHAN
Parfum ini juga tidak mengandung alkohol, jadi tidak lengket di baju atau badan Anda. Bagi yang beragama Islam, tidak perlu was-was, parfum ini halal dan bisa digunakan ketika shalat.
Parfum ini beraroma soft dan tidak nyengat, sangat lembut sehingga banyak yang suka.
Pemesanan Hubungi:
WhatsApp / SMS (ISAT): 085608861555